Sabtu, 28 Januari 2012
Hidayatullah.com--
Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) RI Irman Gusman, mengatakan wacana
kajian Peradaban Islam harus digiatkan dan berkelanjutan. Hal tersebut,
kata dia, sebagai usaha untuk menyampaikan kepada khalayak ramai, dan
bukan saja kepada umat Islam, bahwa Islam adalah agama rahmatan lil 'aalamiin bukan agama radikalisme.
Ia pun mengatakan pihaknya mendukung diselenggarakan acara kajian peradaban guna mengkaji nilai nilai Islam.
"Membangun peradaban Islam adalah
merupakan kerja yang sangat mulia. Kajian peradaban Islam sangat tepat
dilakukan mengingat saat ini Indonesia butuh solusi dari banyaknya
masalah yang mendera," ujar Irman Gusman dalam acara Seminar Peradaban
bertema, "Membangun Peradaban Islam, Membangun Indonesia Masa Depan
Dengan Al-Qur'an" yang diselenggarakan INISIASI-Hidayatullah di
Auditorium Universitas Al Azhar Indonesia, Kebayoran Baru, Jakarta,
(28/1/2012).
Irman menjelaskan, pasca tragedi 11
September runtuhnya gedung kembar WTC di Amerika, secara tidak langsung
hal itu mempengaruhi banyak orang khususnya di Barat, dan itu meciptakan
rasa penasaran yang dalam benak mereka untuk mempelajari apa itu Islam
sesungguhnya.
Salah satu hikmah dari peristiwa
tersebut, lanjut dia, adalah tidak sedikit dari orang orang yang
sebelumnya terlanjur punya pandangan buruk terhadap Islam, akhirnya
dapat memahami Islam sesungguhnya yang ternyata sangat berbeda dengan
Islam yang mereka ketahui dari pemberitaan media di Barat itu.
Dalam pada itu, jumlah pemeluk Islam
pun kian bertambah. Secara kuantitas umat Islam memang membanggakan.
Namun, imbuh Irman, dalam sebuah penelitian yang dilakukan oleh lembaga
Kerjasama Negara-Negara Islam (OKI) pada tahun 2006, menyebutkan
sebanyak 240 juta Umat Islam dunia masih berada dalam garis kemiskinan.
"Termasuk dalam penelitian itu
keterpurukan umat Islam dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi.
Padahal yang dipahami Islam adalah peradaban yang mencerahkan, Islam renesaince, Islam pencerahan," tuturnya.
Tapi tak bisa dielak pula, mengutip perkataan sarjana Barat Paul Kennedy dalam The Rise and Fall of the Great Power,
Irman menegaskan bahwa dalam bidang matematika, kastografi pengobatan
dan aspek-aspek lain dari sains dan industri, kaum muslimin pernah
selalu berada di depan.
Ia melanjutkan, menegakkan peradaban
Islam di Indonesia adalah pekerjaan yang tidak ringan. Kata Irman,
Indonesia memang negara yang berpenduduk Muslim terbesar d dunia. Namun,
kata dia, Indonesia ternyata negara yang sangat tidak Islami.
Kesimpulan tersebut sendiri merujuk
pada sebuah hasil penelitian bertema ”How Islamic are Islamic Countries”
yang dilakukan oleh Scheherazade S Rehman dan Hossein Askari dari The
George Washington University yang dipublikasikan dalam Global Economy Journal (Berkeley Electronic Press, 2010).
Penelitian itu menyebut Selandia Baru
berada di urutan pertama negara yang paling islami di antara 208 negara,
diikuti Luksemburg di urutan kedua. Sementara Indonesia yang mayoritas
penduduknya Muslim menempati urutan ke-140.
Adapun ajaran dasar Islam yang
dijadikan indikator dalam penelitian tersebut diambil dari al-Qur'an dan
hadits, dan dikelompokkan menjadi lima aspek. Pertama, ajaran Islam
mengenai hubungan seseorang dengan Tuhan dan hubungan sesama manusia.
Kedua, sistem ekonomi dan prinsip keadilan dalam politik serta kehidupan
sosial. Ketiga, sistem perundang-undangan dan pemerintahan. Keempat,
hak asasi manusia dan hak politik. Kelima, ajaran Islam berkaitan dengan
hubungan internasional dan masyarakat non-Muslim.
"Sekarang, bagaimana Indonesia sebagai
negara Muslim terbesar dalam kancah peradaban saat ini. Jangan-jangan
kita di Indonesia ini terpuruk karena terjebak pada hal hal simbolik,
padahal lebih dari itu Islam itu juga substansi. Makanya ada yang sholat
rajin, tapi korupsi jalan. Umrohnya rajin, suap juga diterima," imbuh
Irman.
Irman menambahkan, dasar Islam adalah
keadilan. Sehingga dia sangat yakin kapitalisme akan mati dan ini sudah
tampak saat ini, begitupun dengan komunisme yang jauh dari praktik
keadilan. Kata Irman, hanya peradaban Islam yang bisa menggantikan
kesemua ideologi itu.
Seminar yang digelar lembaga Institute For Islamic Civilization Studies and Development
(INISIASI) ini menghadirkan juga pembicara lainnya yaitu Ketua Umum
Asosiasi Pemerintah Kabupaten Seluruh Indonesia (APKASI) Ir. Isran Noor,
Ketua PP Hidayatullah DR. Abdul Mannan, Dosen Ilmu Politik dan Sosiologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Burhanuddin
Muhtadi, Direktur INSISTS DR. Adian Husaini, Ustadz Yusuf Mansur, dan
Direktur INISIASI-Hidayatullah Ustadz Suharsono.*
http://www.hidayatullah.com/read/20881/28/01/2012/irman-gusman:-wacana-peradaban-islam-perlu-terus-digulirkan.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar